Monthly Archives: Juli 2010

Pernas KSU 2010

Pertemuan Nasional Kompania Santa Ursula kali ini diadakan di Bandung. Sejak tanggal 1 Juli 2010 siang para peserta yang sudah setahun tak berjumpa mulai berdatangan dari berbagai tempat di Indonesia dan saling berbincang bersahut-sahutan sambil makan siang. Setelah sempat beres-beres, cuci-cuci sedikit, dan beristirahat sejenak, acara resmi dibuka sore harinya dengan sambutan oleh Kak Meity dan pengarahan dari Sr. Emma. Kita diingatkan, bahwa di dunia krisis seperti sekarang ini yang dibutuhkan adalah seorang pendoa. Kita hidup seperti di zaman St. Angela, karenanya menimba semangatnya: hidup aktif di tengah masyarakat, menjalani panggilan kita dalam situasi umum dan biasa, dipersatukan dengan Kristus. Untuk dapat berdoa dengan akrab pada Tuhan dibutuhkan keheningan. Dijelaskan bahwa Pernas adalah semi-retret. Ada waktu untuk saling berbagi berita, dan namun pada malam hari ada yang disebut silensium, yaitu setelah ibadat malam adalah saat hening untuk Dia, juga dalam Perayaan Ekaristi pagi, pertemuan pertama, sampai waktu sarapan pagi baru boleh bicara.

Ibadat pembukaan dimulai dengan tarian Navidadau, kita berbaris dengan masing-masing membawa persembahan diri yang disimbolkan dengan lilin kecil bernyala untuk Yesus, Amatore tercinta. Di atas altar ada gambar Yesus tersenyum dan Sabda Allah ditakhtakan terbuka. Pada tanggal 25 November 2010 nanti Kompania kita berusia 475 tahun. Sungguh menakjubkan dan patut disyukuri. Kita kagum, senang, bangga dan bersyukur. Walaupun ini semua tidak mudah, dan saat mendengar ‘tuntutan’ masyarakat kadang gentar namun Tuhan menolong. Boleh menjadi milik Kristus, mengalami kehadiranNya dalam sesama, hidup jadi ada arah, ada tujuan dan melayani dengan tulus membawa ketenangan. Keindahan hidup sekulir ini adalah hidup benar-benar di tengah akar rumput – orang-orang biasa – boleh bergaul tanpa teralis, mengikuti jejak Kristus, mendampingi tanpa perlu kuatir dibilang, ’si mbak kan beda situasinya dengan kami’. Setelah membaca, surat dari Maria Razza, Presiden Federasi, merefleksikan dan mensharingkannya itu, kita bersantap malam, mendengar cerita Yustin yang sudah dari Madiun ke Malang dulu, bergabung dengan Lusia dan Kak Tina baru ke Bandung… Kak Yasinta dan Kak Nini dari Waibalun, Flores… sampai Kak Silvi yang datang dari Padang, Sumatera Barat diantar kakaknya.

Pertemuan selanjutnya membahas tentang keheningan* lebih lanjut lagi, kemudian ibadat malam. Ah senangnya bisa mendaraskan ibadat harian bersama dengan para saudari, rosarionya juga bareng-bareng kalau sedang pernas seperti ini. Kita doakan Kak Ona yang sedang ujian, Kak Rosa agar sehat, Kak Catherin untuk matanya… Kita juga memperbaharui komitmen kita untuk saling mendoakan terutama setiap hari Kamis pada jam Angelus siang. Sehingga walaupun berjauhan tetap ada kontak batin antar Ursulin. Hari berikutnya dibahas tentang Karisma, yatiu karunia rohani, anugerah Tuhan pada orang-orang tertentu supaya diabdikan pada sesama dan Gereja. Secara khusus kita pelajari dan renungkan karisma pendiri, Santa Angela Merici juga sharing karunia rohani yang diterima masing-masing saudari, karisma Ursulin, pemakaiannya untuk sesama dan Gereja dan upaya mengembangkannya, dan upaya untuk menjadi sehati dan sepikir dengan Kristus (Fil 2:1-11).

Pada hari Sabtu pagi kita merenungkan tentang belaskasih Allah (Luk 15:11-32), lewat vignette dalam kelompok dan persiapan untuk Sakramen Pengampunan dari Pastur Agus Rachmat OSC. Setelahnya beliau berkenan makan bersama dan berbincang sejenak dan memberi masukkan bagi kompani. Membahas dan merenungkan tentang penderitaan setelah paginya mengalami belas kasih Allah membuat salib sehari-hari terlihat dalam terang Tuhan. Memang, belas kasih melupakan diri sendiri untuk orang lain. Semoga kebiasaan mengaku dosa tidak luntur, mengaku dosa dengan persiapan, membuat surat cinta kepada Allah Bapa. Dalam refleksi dan sharing sikap terhadap salib diceritakan, diputuskan dan ditentukan… juga di saat tak kuat lagi memikulnya.

Terpujilah Tuhan! Sabtu malam saatnya Kak Nini diterima dalam Kompania untuk ikrar kekal.. wah upacaranya basah ya, tapi wangi bunga kan…

Minggu pagi pernyataan kaul kekal Saudari Katarina Kedang (Kak Nini), di kapel Mater Boni Concilli dalam Misa yang dipimpin oleh Mgr. Johannes Pujasumarta. Monsigneur mengkotbahkan agar kita, sesuai semboyan St. Angela, menjadikan Kristus sebagai satu-satunya harta, dan senantiasa ingat bahwa Kristus, satu-satunya harta kita, bukan harta terpendam untuk disembunyikan tetapi untuk dibagikan pada sesama. Karenanya, kita jangan sampai menyembunyikan Kristus, melainkan harus menampakkanNya.

Kak Nini mengucapkan kaulnya dengan lantang. Mantap Kak Nini, kami bangga padamu dan selalu mendoakanmu! Seluruh rangkaian upacara berlangsung bagus dan hikmat. Koor yang merdu dari Mudika Wiyata Guna, termasuk organisnya juga.. yang sudah mempersiapkan acara ini selama sebulan dilatih oleh Pak Hendri. Adik-adik mudika datang beriringan dipandu oleh Kak Lenny, anggota Legio Maria dari Pandu. Terima kasih banyak atas cinta kasih yang telah dicurahkan..

Wanita.. bukan diciptakan tanpa peranan: sampai lima wanita berperan menyelamatkan kehidupan Nabi Musa saat ia masih kecil.. pastilah mereka juga menanamkan nilai-nilai luhur sehingga Musa menjadi pemimpin besar yang akan menyelamatkan bangsanya dari perbudakkan Mesir. Sebagai wanita kita diciptakan sebagai ibu dari segala sesuatu yang hidup. Topik tentang wanita selain melihat siapakah wanita-wanita yang berjasa dalam hidup juga melihat sisi lain, kekerasan terhadap wanita, aborsi.. dan apa peranan sebagai sekulir: untuk berdiri di samping imam dengan persahabatan yang meneguhkan. Kita sebagai sekulir menjadi ragi dari dalam, secara rohani menjadi ’bidan’ bagi sesama kita.. berani dan maukah kita menjadi Sifra dan Pua? Pertemuan ditutup dengan menarikan doa ”O Signore fa di me un instrumento de la tua Pace” – Tuhan, jadikanlah aku pembawa damaiMu. Tema selanjutnya tentang lingkungan hidup: keindahan alam bisa punah karena kejahatan manusia, semoga kita berdamai pula dengan lingkungan kita.

Kita juga mempelajari, mempraktekkan dan berlatih bersama berbagai cara membaca kitab suci: ada membaca solo, bisik-bisik, koor, bergema (pemimpin berkata: ”saya membaca, anda menjawab dengan gemanya”. Ada pembacaan bergilir, baca 1 frasa, dan membaca gaya Yahudi (sambil berjalan). Ini untuk bekal kita dalam membawakan pertemuan lingkungan atau kelompok lain. Tujuannya agar orang-orang lebih terlibat.

Yesus adalah gembala yang baik, gembala yang baik memelihara kehidupan. Percakapan Yesus pada Simon di tepi danau Galilea bergema pada kita, ”Apakah kamu mengasihi Aku?” – ”Gembalakanlah domba-dombaKu”. Selanjutnya pesan dalam 1 Ptr 5:2 berbunyi “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.”

Dalam sesi kelompok kita diberi ”termometer” pengukur suhu semangat kita, apakah suam-suam kuku, panas? Dibicarakan juga buah-buah kita serta apa saja yang masih perlu berkembang, rencana-rencana antara lain promosi panggilan sekulir dalam pameran poster, pertemuan rutin bulanan, dan persiapan kas masing-masing regio salah satunya dengan berjualan sambal pecel.

Evaluasi Pernas kali ini memunculkan kenyataan bahwa keheningan masih perlu diperbaiki, catatan mengenai keheningan dilampirkan kembali di dalam post tersendiri supaya kita bisa terus melatihnya.

Insieme = together artinya bersama-sama. Kisah Emaus: Berjalan bersama Tuhan. Dia hadir saat kita berjalan bersama. Makan bersama, makan adalah suatu perayaan, coba hidup dekat dengan keluarga, jangan hidup sendiri, kadang ada orang hidup bersama tetapi sendiri, masing-masing saja.

Limpah terima kasih kami ucapkan kepada Mgr. Johannes Pujasumarta Pr, Pst. Agus Rachmat OSC, Sr. Emmanuel Gunanto, juga Sr. Irene OSU dan para Suster Ursulin, Mudika Wiyata Guna dan Legio Maria Paroki Pandu, dan Para Mitra terkasih.

Pernas tahun depan, 2011 akan diadakan di Bali. Ayo jangan sampai tidak ikut ya! Rencananya, dilanjutkan dengan Kakak yang akan berkaul kekal di Lewo Awan, Flores. Mari kita doakan. Sampai Jumpa :).

* Keheningan

Pertemuan tentang keheningan dimulai dengan membahas meditasi.
Hening dihadapan Allah seperti dalam meditasi kristiani adalah bagian dari cara membaca kitab suci yang disebut Lectio Divina.
Lectio Divina terdiri dari
(1) Lectio (membaca kitab suci),
(2) Meditatio (meditasi),
(3) Oratio (doa diulang-ulang, misalnya: ”Dengarkanlah Dia” )
(4) Contemplatio (kontemplasi).

Penjelasannya adalah sebagai berikut:Untuk dapat menjadi hening perlu Sabda. Sabda adalah sarana kehidupan. Dalam meditasi kristiani kita hening di hadapan Allah, lalu berdoa: ”Maranata”, artinya Datanglah Tuhan. Kontemplasi adalah hening di hadapan Tuhan, tanpa kata, hanya hadir. Tujuan doa ialah bersatu dengan Tuhan, perjumpaan yang membawa persatuan. Persatuan dengan Tuhan membawa buah doa, yaitu perubahan dalam diri. Perubahan terjadi dalam kontemplasi. Di situ Tuhan mengambil alih, di situ Tuhan berperan. Kontemplasi adalah saat rahmat, saat kita disentuh Tuhan. Ini tidak bisa dipaksakan, kadang terasa melantur, kalau melantur, kembali pada kata yang diulang-ulang misalnya ”Maranata”.

Dalam mencari Allah dalam keheningan, yang penting adalah keheningan batin (’asal tidak bicara’ itu belum tentu hening), bukan lahiriah, karena suasana luar seringkali tidak bisa kita kontrol.

Bacaan kitab suci menyimpan banyak kutipan indah tentang keheningan ini. Kita bisa pakai kembali rangkaian kutipan dari kitab Mazmur dan ditutup surat rasul Petrus yang telah kita lalui ini, untuk dapat menuntun menuju keheningan.

Mzm 37: 7 Berdiam dirilah dihadapan Tuhan dan
nantikanlah Dia

Mzm 46:11 Diamlah, dan ketahuilah bawa
Akulah Allah

Mzm 42: 6 Mengapa engkau tertekan hai jiwaku,
dan gelisah di dalam diriku …

Mzm 42: 7 Jiwaku tertekan dalam diriku
sebab itu aku teringat pada-Mu

Mzm 63: 2 Ya Allah, Engkaulah Allahku
aku mencari Engkau

Mzm 131: 1 Tuhan, aku tidak tinggi hati
tidak memandang dengan sombong
Aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar,
atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku

Sesungguhnya, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku:
Seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya,
ya seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku
Mzm 131:2

Berharaplah kepada Tuhan,
hai Israel dari sekarang sampai selama-lamanya
Mzm 131:3

Jika aku terbang dengan sayap fajar,
juga disana tanganMu menuntun aku,
dan tangan kananMu menopang aku
Mzm 139:9-10

Mzm 139:12 Kegelapan pun tidak menggelapkan bagiMu
dan malam menjadi terang seperti siang . . .

Mzm 139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib …

Selidikilah aku, ya Allah dan kenallah hatiku,
ujilah Aku, kenallah pikiran-pikiranku
lihatlah apakah jalanku serong,
tuntunlah aku di jalan yang kekal
Mzm 139:23-24

Mzm 51:2 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setiaMu
Menurut besarnya rahmatMu hapuskanlah pelanggaranku
… terhadap Engkau,
terhadap Engkau sajalah
aku telah berdosa

Mzm 51:12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, baharuilah batinku dengan roh yang teguh.

1 Ptr 4:7-8 KUASAILAH dirimu dan jadilah TENANG supaya kamu dapat BERDOA
Tetapi yang terutama: KASIHILAH sungguh-sungguh seorang akan yang lain …