Monthly Archives: Juli 2009

Pernas KSU 3-7 Juli 2009

Saudari-saudari Ursulin Sekulir yang tercinta, sukacita dari Pertemuan Nasional Kompania Santa Ursula masih bergema. Setelah setahun tidak berjumpa waktunya untuk melepaskan rindu dan bersama-sama memuaskan dahaga akan air susu rohani agar kuat dan sehat kembali. Secara jasmani pun kita bersyukur makanan yang nikmat dari saudari Maria Goreti, PSA. Awalnya banyak yang mengalami hambatan, Kak Rosa misalnya, sempat ragu karena kurang sehat, namun Tuhan berkenan menyehatkannya sehingga kuat, bahkan bukan setelah Pernas, pergi ke Flores pula dia.

5-7-09 029 5 in

Segala puji syukur kepada Tuhan yang tercinta akan Ikrar Triprasetia Kekal saudari Cresentiana Aso dalam Kompani Santa Ursula Indonesia Institut Sekulir Santa Angela Merici pada tanggal 5 Juli 2009. Proficiat Kak Ona! Juga untuk Ikrar Triprasetia Pertama saudari Theresia Lilyana dan saudari Yustina Susilo dalam kompani kita. Selamat, selamat! Tuhan Yesus tersayang yang telah memberikan rahmat panggilan, kita saling mendukung dalam kompani. Tanggal 4 Juli 2009 malamnya KSU Indonesia mendapat adik baru. Lyd mengucapkan banyak terima-kasih atas perkenan bunda dan kakak-kakak dan menerimanya apa adanya untuk mengawali masa percobaan awal dalam Kompani Santa Ursula Indonesia.

Tema yang dipersiapkan oleh bunda kita Sr. Emma G.osu, adalah mengenai Ziarah. Dibawakan Sr. Emma, didoakan dalam ofisi kemudian dibahas dalam kelompok, kemudian sharingkan. Yang pertama-tama adalah kesadaran, bahwa tak ada seorang pun di dunia maupun di surga bisa membuat diri bahagia kecuali diri sendiri, dan kebahagiaan adalah suatu keputusan yang dibuat. Kesadaran mengenali bahasa tubuh, peka mendengarkan diri sendiri, mencintai sesama serta mencintai diri sendiri juga.

Hidup adalah sebuah ziarah, di bumi kita tidak mempunyai tempat tinggal tetap, hanya mampir numpang minum. Yang dapat dilakuan adalah sebaik-bainya menjalani saat ini, sekarang. Karena saya sudah memutuskan untuk menjalaninya dengan bersuka-cita, saya bersukacita. Tuhan yang maha baik menambah sukacitaku dan saya akan menyebarkan sukacitaNya juga pada setiap orang, terutama pada mereka yang amat membutuhkannya.

Tujuan ziarah hidup adalah surga, tugasku adalah membuat hidupku menjadi kurang tidak layak untuk kelak menemaniNya di Surga. Santo Fransiskus Asisi berkata, “O Signore Fa di me uno strumento della Tua Pace“. Jadikan aku instrumen pembawa damaiMu. Sebuah instrumen adalah alat yang tidak perlu sebesar dan sekokoh alat perkakas. Kegunaannya unik. Instrumen pengukuran bisa sangat kecil, rapuh, namun harus peka, instrumen musik tentu tidak untuk dihadapkan pada perkakas pertukangan. Baik instrumen pengukuran maupun instrumen musik perlu sering disetel, kalau tidak, ya ngawur atau fals. Bagaimana dengan instrumen perdamaian? Tentu diserahkan pengunaannya pada Sang Pemiliknya. Doa Santo Fansiskus Asisi ini didoakan dalam bentuk tarian.

Renungan perjalanan dilanjutkan dengan kerelaan Pastur Agus OSC memberikan Sakramen Pengampunan dosa pada masing-masing peserta Pernas.

Misa Ikrar dipimpin oleh Bapak Uskup Bandung Mgr. Pudjasumarta, Pr., dikhusukkan sekaligus dimeriahkan Koor yang merdu dari para Novis Biarawati Ursulin dengan dirigen Sr. Juju, organis Sr. Aida OSU dan disponsori Provinsial OSU Sr. Maria Dolorosa.

Dalam homilinya Bapak Uskup antar lain menasihatkan, agar dalam apapun yang dikerjakan, kerinduan dan harapan Rasul Paulus agar “Kristus dengan nyata dimuliakan dalam tubuhku, baik oleh hidupku maupun oleh matiku” ini diteladani.

Beliau juga mengingatkan, sebagaimana Yesus bertanya pada Rasul Petrus sampai tiga kali,

“Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” …..
……    “Apakah engkau mengasihi Aku?”  …..
………….    “Apakah engkau mengasihi Aku?” …..

tiga kali Petrus menjawab “Ya”, tiga kali pula Yesus berkata,

“Gembalakanlah domba-domba-Ku” …..
….. “Gembalakanlah domba-domba-Ku” ….
………..”Gembalakanlah domba-domba-Ku” ….,

Yesus pun bertanya pula saat ini secara pribadi pada masing-masing, apakah saya sungguh-sungguh menjadikanNya satu-satunya Hartaku, satu-satunya Harta kesayanganku?

5-7-09 064 5 in

Dalam rangkumannya Yohana Eny menyebutkan 3 kata kunci yaitu: hadir, mengenal, ada dan mengadakan, “Kehadiranku dalam tiap acara sangat perlu dan tidak tergantikan oleh apapun, karena kehadiran aku ikut terlibat secara langsung. Dengan mengenal pribadi-pribadi para ursulin sekulir aku semakin diteguhkan, dan dengan mengenal aku dapat memahami, menerima kelebihan dan kekurangan orang lain, dan tanpa kita saari benih-benih kebaikan, kasih sayang, cinta, cinta, pengharapan, persatuan, kedamaian, keserasian akan terwujud dan keluar dengan sendirinya, sehingga kompania selalu kompak dan menjadi teman-teman seperjalanan untuk berziarah bersama mencapai apa yang dicita-citakan Bunda Angela ‘Hendaklah kalian Hidup dalam persatuan dan keserasian.'”

Memang, kebahagian Ziarah kita tentunya bukan untuk disimpan sendiri. Maka mari senantiasa berdoa agar Tuhan memberi banyak panggilan. Kita doakan lagi doa mohon panggilan bagi para pemudi:

Doa mohon panggilan US:

Yesus Amatore, tuaian banyak.
Utuslah pekerja-pekerja untuk bersama kami
melayani Allah dan kerajaaanNya,
memuliakan Dikau,
mengusahakan kasih yang sempurna dan
bekerjasama bagi keselamatan dunia.

Tema lain yang dibahas adalah Pemandu Ziarah.
Setiap ziarah ada pemandunya. Siapa dia, pemandu ziarah hidup? Bunda Angela mengatakan “Langkah pertama anda senantiasa kembali pada Yesus“. Yesus gembala jiwaku.Yesus pemimpin ziarah kita memimpin dengan gembira, domba-dombapun selayaknya tidak bersungut-sungut  seperti kawanan yang dipimpin oleh Musa sehingga membuat Musanya menjadi pusing dan putus asa.

Yesus amat baik. Yesus berkata, “Domba-dombaku mengenal aku.” Pertanyaannya adalah sejauh mana kita mencari dan mengenal Yesus? Sejauh mana kita mengenal satu sama lain? Tarian Enas Mithos yang ditarikan bersama berarti cerita tanpa akhir. Tarian saling menerima, saling menyambut satu sama lain.

Saudari Yohana Eny melanjutkan penuturan rangkumannya, “ADA berarti terlibat secara penuh dalam pernas, baik untuk acara pertemuan, makan bersama, dan semua kegiatan. Kalau aku mengatakan diri ada tapi hatiku kemana-mana maka aku tidak ada untuk teman-teman. Dan MENGADAKAN yaitu mendatangkan teman-teman di dalam hatiku. Jadi setiap saat baik sekarang waktu pernas maupun nanti saat pulang aku tetap mendatangkan teman-teman untuk berjalan bersama menuju Amatore yang menjadi satu-satunya Harta kesayanganku.”

Terima kasih pada para Biarawati Ursulin, yang telah menjadi tuan rumah acara ini, terutama pada Bunda Sr. Emma. Semoga panggilan melimpah bagi kita semua. Memang benar, apa yang diliput disini tidak dibanding dengan kehadiran secara langsung, namun diharapkan selain foto-foto yang diambil berkat kebaikan Sr. Marie Louise OSU, liputan ini mematri kenangan akan Pernas 2009 di hati saudari sekalian. Syukur kepada Allah, Alleluia Aaleeeeeluiaa. Sampai jumpa pada pernas 2010 yang akan datang.

5-7-09 067 5 in

“Dari penerima bayi-bayi sampai perias jenazah…”

Halo, selamat datang di website kami. Hal yang sering ditanyakan adalah apa yang dilakukan oleh seorang ursulin sekulir?

Cara hidup kami adalah sebagaimana seorang awam katolik lainnya. Kami makan, minum, bekerja untuk mencari nafkah,melayani, berdoa, berteman, dan tidur.

Kak Yasintha Hadjon mengurus Panti Asuhan Pelangi di Waibalun. Kadang ada bayi yang baru saja lahir diantar ke Panti karena di saat melahirkan ibunya meninggal. Di Panti ada lebih dari 60 anak yatim piatu dan terlantar. Di sana mereka menemukan kasih sayang dan perlindungan. Maria Magdalena Mulyana (Kak Lena) melayani rias jenazah serta kelompok doa di Paroki Mangga Besar Jakarta. Margaretha Siti Aisyah yang akrab disapa Mbak Etha sehari-harinya mengurus adiknya yang sakit serta mengikuti kegiatan lingkungan, Veronica anggota Legio Mariae, juga Lusia Kaminah mengurus anak-anak asrama dan senang mengajak anak-anak mengikuti minggu gembira. Theresia Lilyana seorang katekis di Parokinya, St. Maria Tangerang dan juga aktif di Tim Kerahiman Ilahi KAJ dan paroki serta seksi liturgi lingkungan.

Mbak Eny, panggilan sayang dari Yohana Fransisca Eny Prihatiningsih menceritakan, “Aku menjadi karyawati di Biara. Aku disini bekerja untuk melayani para tamu yang akan bermalam di biara baik untuk skala besar maupun kecil. Aku mempersiapkan dari kamar tidur, ruang makan, ruang konferensi, dan aku harus mempersiapkannya dalam keadaan bersih. Aku juga setiap hari mengepel lantai yang begitu besar-besar ruangannya tetapi aku tetap bangga dan senang kalau orang yang kulayani merasa betah dan nyaman.”

Christina Mujilah atau Kak Tina gemar merangkai bunga di gereja, Lyd Kidarsa merancang dan bermazmur, Yustina mengurus bina iman dan Kak Catherine M Supriyani warga lingkungan pendoa adalah contoh beragamnya kegiatan seorang ursulin sekulir. Yang mempersatukan adalah semangat dari pendiri kami St. Angela Merici, sebagaimana dituturkan oleh Cresentiana Aso atau Kak Ona yang pada tanggal 5 Juli 2009 mengikrarkan kaul ketaatan, keperawanan, serta kemiskinan, untuk seumur hidup, “Saya bekerja sebagai guru Sekolah Dasar. Banyak suka dan duka yang kualami. Sukanya menghadapi anak yang lucu, polos dan menyenangkan. Kadang juga menghadapi anak yang nakal membuatku bisa stress dan merasa sebal. Namun segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Terima Kasih Tuhan untuk rahmat panggilan dan tugas yang diberikan kepadaku.”